DIIGC 2021: Transisi Energi Harus Dilakukan


Jakarta, OG Indonesia -- 
Dadan Kusdiana, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia optimistis mampu memberikan kontribusi optimal dalam menyelesaikan komitmen terhadap adaptasi perubahan iklim pada Paris Agreement yaitu dengan percepatan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan dengan menerapkan Nationally Determined Contribution (NDC). 

"Ini sekaligus berusaha mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs)," kata Dadan saat  pembukaan Digital Indonesia International Geothermal Convention (DIIGC) 2021, Selasa (21/9/2021).

DIIGC 2021 sendiri dibuka resmi oleh President of INAGA, Prijandaru Effendi dan Chairman of DIIGC 2021, Ahmad Yuniarto di Jakarta. Acara ini dilangsungkan pada tanggal 21 - 24 September 2021 sebagai agenda tahunan Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) sekaligus merupakan forum Pertemuan Ilmiah Tahunan "PIT" INAGA. 

Dalam mencapai target NDC dibutuhkan investasi yang cukup besar dan teknologi yang advance serta dukungan kerjasama teknis internasional serta sektor swasta. Pemanfaatan teknologi digital di seluruh sektor termasuk sektor panas bumi menjadi  sangat penting bagi perkembangan panas bumi saat ini. Kehadiran digitalisasi teknologi dalam sektor pemanfaatan energi bersih menjadikan pengembangan panas bumi menjadi lebih efisien dan diyakini sebagai salah satu faktor pendorong transisi energi. Hal itu pun sangat relevan dengan tema “Advancement Through Creative Technology Innovation” yang diangkat dalam DIIGC 2021.

Prijandaru Effendi selaku President of INAGA menyampaikan bahwa pemangku kepentingan panas bumi telah berkolaborasi  memulai inisiatif baru untuk mencari terobosan khususnya di bidang teknologi agar energi panas bumi dapat berperan serta menjadi andalan dalam transisi energi. Peran inovasi teknologi di geothermal bertujuan untuk meningkatkan penemuan sumber daya panas  bumi dimana teknologi baru yang lebih advance diharapkan dapat memberikan “Cost Effective” dalam pelaksanaan eksplorasi termasuk pengeboran sumur-sumur serta menekan biaya pembiayaan pengembangan panas bumi secara optimum dalam upaya untuk membuat harga dari listrik panas bumi lebih kompetitif.

Menurutnya, energi panas bumi akan menjadi sumber energi yang memiliki peranan penting untuk menggantikan peran bahan bakar fosil sebagai beban dasar utama untuk menghasilkan listrik. Energi terbarukan akan menjadi pilihan utama dan sangat dibutuhkan, mengingat perubahan iklim di dunia kini tengah terjadi yang mungkin sudah pada level yang kritikal. Karena itu peran energi terbarukan sangat penting sebagai merupakan energi bersih yang dapat mereduksi gas rumah kaca untuk mencapai NDC di tahun 2060.

“Diharapkan momen ini dianggap mampu menciptakan peluang baik untuk menjalin kerjasama antara pemangku kepentingan industri panas bumi. API akan terus mendukung upaya - upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia khususnya energi panas bumi yang menunjukkan bahwa transisi energi itu bukan solusi, transisi energi harus dilakukan dalam menjawab tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional," jelas Prijandaru.

Ahmad Yuniarto menambahkan, DIIGC 2021 akan selalu menjadi forum dan momen besar dalam mempertemukan lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi, dan pakar industri panas bumi untuk meningkatkan serta mempercepat pengembangan di industri panas bumi di Indonesia khususnya dan sudah tentu seluruh dunia. "Ini sebagai tanggung jawab bersama bagi masa depan yang lebih baik,” ujar Ahmad. R2


DIIGC 2021: Transisi Energi Harus Dilakukan DIIGC 2021: Transisi Energi Harus Dilakukan Reviewed by Ridwan Harahap on Rabu, September 22, 2021 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.