EBTKE Conex 2021: Pentingnya Transisi Energi Menuju Net Zero Emission


Jakarta, OG Indonesia --
Penyelenggaraan konferensi dan pameran Virtual The 10th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2021 sudah memasuki hari ketiga. Konferensi yang memadukan antara beberapa stakeholders seperti pemerintah, swasta, pengamat, akademisi dan para praktisi energi terbarukan menggelar diskusi yang terdiri dari beberapa sesi utama (plenary session) dan untuk pembahasan yang lebih teknis masuk dalam beberapa kategori pada parallel session. Diskusi yang digelar bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan dan tantangan serta solusi dalam pengembangan energi baru terbarukan serta konservasi energi dari sudut pandang yang berbeda dari setiap pihak.

Pada hari pertama (22/11), diawali dengan Fire (Friends of Indonesia Renewable Energy) Dialogue dengan pembukaan diskusi panel mengenai “How Can Partnerships Support Indonesia’s Energy Transition?” yang dimoderatori oleh Paul Butarbutar selaku Direktur Eksekutif METI. Acara ini dibuka dengan opening remarks dari Robb Fenn selaku Deputy Head of Mission Duta Besar Inggris untuk Jakarta dan Sripeni Inten selaku staf ahli Kementerian ESDM Republik Indonesia. 

Sesi Fire Dialogue menghadirkan panelis yaitu Nihar Marizi selaku Kepala Sub Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Himsar Ambarita selaku akademisi, David Lutman selaku Kepala Tim Energi dan Infrastruktur Rendah Karbon Kedutaan Besar Inggris Jakarta, David Elzinga selaku Senior Spesialis Energi Asian Development Bank, dan Fabby Tumiwa selaku Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR). Fire Dialogue merupakan sebuah wadah untuk mempercepat transisi energi dengan berdialog antar negara, dan lembaga-lembaga internasional.

Acara selanjutnya adalah Plenary Session 1 dengan tema Energy Transition Towards Net Zero Emission by 2050. Sesi pertama ini dibuka dengan keynote speech oleh Yahya Rachmana Hidayat, selaku Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan BAPPENAS; Fransesco La Camera selaku Director – General IRENA; dan Laura Cozzi selaku Chief Energy Modeller International Energy Agency (IEA). Kemudian dilanjutkan dengan sesi panel dengan para pembicara yaitu Anggota DPR RI Komisi VII, Ridwan Hasjim; Direktur Mega Proyek dan Energi Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto; Presiden Direktur Medco Energy International, Hilmi Panigoro; dan Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM RI, Dadan Kusdiana.

Pada sesi ini membahas tentang strategi Indonesia dan dunia menuju nol emisi. “Hal yang perlu diperhatikan untuk menuju nol emisi adalah penggunaan teknologi mobil listrik sebagai alat transportasi, mengajak sektor swasta untuk ikut serta dalam investasi proyek transisi energi bersih, pemerintah perlu menyiapkan kebijakan untuk memberi pelatihan kepada pekerja sektor energi bahan bakar fosil dan merubah ketergantungan masyarakat pada bahan bakar fosil," ujar Laura Cozzi. 

Selain itu Indonesia melalui Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM juga menjelaskan peran Indonesia. "Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2030, selain itu akan ada penambahan pembangkit listrik energi terbarukan yang menggunakan energi hijau, serta realisasi dan rencana distribusi biodiesel (Program B30), dan perlu mendorong peran Energy Service Company (ESCO) dan pembiayaan inovatif untuk proyek efisiensi energi," kata Dadan.

Di hari kedua (22/11), diadakan Plenary Session kedua dengan tema Policy to Support RE for Net Zero Emission. Sesi ini dibuka oleh keynote speech dari Siti Nurbaya Bakar selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yang diwakili oleh Emma Rachmawati selaku Direktur Mitigasi Perubahan Iklim, Michael Quigley selaku Energy Officer Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta, Marina Berg selaku Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Owen Jenkins selaku Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste. 

Pada sesi diskusi panel ada beberapa pembicara yaitu Muhammad Yusrizki selaku Ketua Komite Tetap Energi Baru Terbarukan KADIN Indonesia, Jisman Hutajulu selaku Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Aziz Armand selaku Wakil Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia, Luky A. Yusgiantoro selaku Tenaga Ahli Lingkungan Kepala SKK Migas dan Kepala Indonesia Oil and Gas Institute, Suryo Eko Hadianto selaku Direktur Utama PT Bukit Asam, dan Bambang Anggono selaku Direktur Operasi PT Indonesia Power. 

Sesi ini dimoderatori oleh Sammy Hamzah selaku Ketua ESDM Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Diskusi ini membahas mengenai sudut pandang pemerintah selaku pembuat kebijakan untuk mendukung energi terbarukan, dan sudut pandang swasta selaku pelaku usaha untuk mewujudkan produk-produk yang menggunakan energi hijau.

Selanjutnya, hari kedua (22/11) melanjutkan Plenary Session ketiga dengan tema Bioenergy Session on The Role of Bioenergy in Energy Transition Toward Net Zero Emission yang dimoderatori oleh Elvi Nasution selaku Managing Partner Deya Consultant. Sesi diskusi ini dibuka oleh Kepala Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian yang diwakili oleh Kepala Sub Bidang Standardisasi Industri Hijau Kementerian Perindustrian RI, Sri Gadis Pari; Duta Besar Brazil untuk Indonesia, Jose Amir da Costa Dornelles; Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit  (BPDPKS), Edi Wibowo; Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM RI, Andriah Feby Misna. Diskusi ini membahas peran bioenergi dalam transisi energi menuju energi terbarukan demi terwujudnya Net Zero Emission.

Selain plenary session, Indo EBTKE ConEx 2021 juga menghadirkan rangkaian acara lainnya seperti The Role of the Government and the Private Sector in Developing Human Resources to Support Indonesia’s Energy Transition, Indonesia Biomass and Biogas Forum, Indonesia Biofuel and Hydrogen Session, dan Decarbonising Transportation Forum. Tidak ketinggalan juga sesi dari MENTARI yang menghadirkan Mini-Grid Talk: How to Monetise Mini-Grids in Indonesia? dan diskusi panel dari FIRE yang membahas “Regulating for Investment Opening Dialogue”.

Pelaksanaan Indo EBTKE ConEx hari ketiga menghadirkan Plenary Session IV dengan tema ‘Investment Forum’ yang menghadirkan keynote speech dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian Perdagangan, dan Kedutaan Besar Inggris. Sesi ini dilanjutkan dengan diskusi panel dengan pembicara dari Dannif Danusaputro selaku Presiden Direktur PT Pertamina Power Indonesia, Wiluyo Kuswiharto selaku Direktur Energi Terbarukan dan Mega Proyek PT PLN, Allard Nooy selaku CEO Infraco ASIA, dan Erwin Syahruzard selaku Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Acara di hari ketiga dilanjutkan dengan diskusi panel mengenai ‘Building Synergy for Renewable Energy Skills Development in Indonesia: Opportunities through International Cooperation’ yang dibuka dengan keynote speech dari Prahoro Yulijanto Nurtjahyo selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM RI. Kemudian ada juga Plenary Session on  VRE Ocean Energy, Hydro and Energy Efficiency dengan keynote speech dari Chrisnawan Anditya selaku Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM.

Selain itu, di hari ketiga ini juga dihadirkan parallel session yang menghadirkan diskusi-diskusi panel mengenai Ocean, Hydro, and Energy Efficiency. Serta parallel class: virtual training yang mempresentasikan ragam diskusi dan inspirasi dari para lembaga internasional seperti dari NZ Mates, GIZ, dan ISED. ISED pada penyelenggaraan tahun ini juga mengadakan virtual career fair dengan mengadakan ragam acara yaitu coaching class, networking session, dan inspiring talks yang bertujuanuntuk menjaring potensial talenta-talenta muda untuk berpartisipasi dalam usaha energi terbarukan dan konservasi energi.

Virtual The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021 yang merupakan agenda tahunan dari Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menghadirkan beberapa kegiatan hingga tanggal 27 November 2021 mendatang. Kegiatan ini mencakup virtual conference, virtual training, virtual exhibition, virtual career fair, business presentation, business matching, dan virtual field trip. 

Pengunjung dapat mengikuti kegiatan dengan melakukan registrasi di https://virtualindoebtkeconex.com/ tanpa dipungut biaya. Informasi lebih lengkap mengenai detail dan program acara Virtual The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021 dapat dilihat pada akun Instagram @ebtkeconexid. 

Acara Indo EBTKE ConEx 2021 juga didukung oleh main sponsor: MENTARI UK-Indonesia Low Carbon Energy Partnership, platinum sponsor: Proyek ISED, Konfederasi Pemerintah Swiss, gold sponsor: BPDPKS-Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, silver sponsor: Swedish Energy Agency and Business Sweden, Bukit Asam, dan sponsor: Star Energy Geothermal. RH

EBTKE Conex 2021: Pentingnya Transisi Energi Menuju Net Zero Emission EBTKE Conex 2021: Pentingnya Transisi Energi Menuju Net Zero Emission Reviewed by Ridwan Harahap on Rabu, November 24, 2021 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.