TKDN Migas Berperan Penting dalam Meningkatkan Multiplier Effect Ekonomi

Rudi Satwiko, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas.
Foto-foto: ET

Jakarta, OG Indonesia --
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan pentingnya peranan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam industri hulu migas. Terutama dalam mewujudkan tiga target SKK Migas dalam Rencana Strategis (Renstra) yang dipasang yaitu mencapai produksi minyak 1 juta barel per hari serta gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030, meningkatkan efek berganda ekonomi (increasing multiplier effect), dan memastikan keberlanjutan lingkungan.

"Increasing multiplier effect ini adalah role-nya TKDN," jelas Rudi Satwiko, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas saat membuka acara Migas Indonesia Forum bertajuk "Peranan TKDN dan Peta Kekuatan Industri Lokal dalam Persaingan Pengadaan Barang Jasa Sektor Energi" yang diadakan oleh OG Indonesia dan Komunitas Migas Indonesia (KMI) di Diradja Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (11/4/2023). 

"Kami itu bersungguh-sungguh untuk meningkatkan TKDN," tegas Rudi seraya membeberkan bahwa pada tahun 2022, capaian TKDN Hulu Migas menembus 64,75%, lebih tinggi dari target terpasang yang sebesar 57%. Di mana pada tahun 2022, tercatat nilai pengadaan mencapai US$6,12 miliar, sementara nilai TKDN-nya mencapai US$3,7 miliar.

Untuk tahun 2023 ini Rudi memprediksi capaian TKDN akan sedikit berkurang tetapi besarannya tetap di atas target yang masih sebesar 57%. "Karena tahun depan atau tahun ini banyak proyek-proyek besar masuk, jadi semua kontrak banyak ditahan tahun ini. Dan kita tahu kalau ada proyek baru, hulu migas itu padat dengan teknologi, jadi agak susah kita menaikkan TKDN," ungkapnya.

Rudi Satwiko, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, menerima plakat setelah menjadi nara sumber dalam Migas Indonesia Forum.

Diperkirakan target investasi hulu migas pada tahun 2023 ini sekitar US$12-13 miliar. Dengan nilai investasi sebesar tersebut, Rudi mengharapkan tetap terjadi peningkatan dari nilai TKDN. Tak hanya itu, SKK Migas juga mengharapkan terjadi peningkatan aspek-aspek terkait TKDN. "Peningkatan TKDN dari kami itu ada tiga sebetulnya, yaitu tentang barang dan jasa, main industry-nya, dan SDM-nya," beber Rudi. "Jadi kita akan mencari multiplier effect dari barang dan jasa, SDM, dan industri," tambahnya.

Perkuat Kapasitas Nasional

Karena itu SKK Migas pun secara rutin telah melaksanakan Forum Kapasitas Nasional dari tahun ke tahun di berbagai daerah di Indonesia. Untuk memperkuat kapasitas nasional ini, Rudi menceritakan, SKK Migas bahkan telah mengawal industri penunjang migas nasional untuk memasuki pasar internasional lewat berbagai forum.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Elan Biantoro memang menegaskan bahwa urusan TKDN jika ditarik secara lebih luas lagi maka akan terkait dengan kapasitas nasional. 

"Kapasitas nasional di industri migas, baik upstream, midstream, maupun downstream, punya pengertian luas, tidak terbatas aspek penyediaan barang dan jasa. Tetapi juga aspek kemampuan investasi, reputable korporasi, dukungan pemodalan, kolaborasi lokal-internasional, hingga mampu bersaing di arena global," urainya.

Diskusi soal TKDN Migas berlangsung aktif dan menarik dipandu oleh Chairman KMI S. Herry Putranto.

Elan memaparkan, untuk itu perlu kiranya untuk membentuk strategic partnership dengan International Companies, baik investor maupun penyedia barang dan jasa. Dia mengatakan perlu kiranya untuk menghindari jargon anti asing untuk mewujudkan hal ini. "Investor asing migas bisa berkolaborasi dengan partner lokal, seperti BUMN, BUMD, dan swasta nasional," ujar Elan.

Setelah itu perlu ditumbuhkan upaya untuk membangun fabrikasi komponen barang-barang di dalam negeri bersama partner lokal. Lalu mengkondisikan terjadinya transfer teknologi kepada perusahaan nasional (BUMN, swasta). Selain itu, perusahaan asing diminta untuk memanfaatkan bahan dasar dan bahan setengah jadi dari produksi nasional dalam fabrikasinya. "Jadi memang kita butuh (pihak asing), kita hidup di dunia untuk berkolaborasi dengan berbagai negara," ucapnya. 

Sertifikasi TKDN

Sementara itu Taufiq, Pembina Industri Ahli Muda dari Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian, menyoroti aspek sertifikasi TKDN bagi perusahaan-perusahaan penunjang. "Sebenarnya sertifikasi TKDN buat penyedia dan pelaku usaha itu tidak wajib, yang diwajibkan adalah Pemerintah. Terus kalau saya pelaku usaha, apa dong untungnya (sertifikasi TKDN)? Saya bisa bilang begini, sertifikat TKDN akan membuka pangsa pasar yang luas di pemerintahan," tuturnya.

Taufiq menceritakan, kegiatan sertifikasi TKDN sebetulnya sudah berlangsung sejak lama, namun dalam beberapa tahun terakhir kian masif dilakukan oleh para pelaku usaha. Bahkan industri kecil pun didorong untuk melakukan sertifikasi TKDN. "Dalam PERMENPERIN TKDN Industri Kecil menggratiskan dan mempermudah proses sertifikasi TKDN bagi industri kecil agar bisa ikut serta dalam PBJP dan menjadi prioritas untuk dibeli, serta mendapatkan preferensi harga," jelas Taufiq.

Dari sisi perusahaan migas pengguna barang dan jasa seperti Pertamina, Zahrizal Zaili, Manager Local Content Upstream & Corporate PT Pertamina (Persero), mengatakan Pertamina serius dalam memanfaatkan konten lokal dalam kegiatan operasi migasnya. Di mana Pertamina telah membentuk  Tim Peningkatan Penggunaan  Produk Dalam Negeri (P3DN) yaitu Fungsi Local Content Utilization Management (LCUM).

Zahrizal membuka data, bahwa dalam tiga tahun terakhir target serta capaian nilai TKDN Pertamina selalu meningkat. Terakhir, pada tahun 2022, dari target TKDN sebesar 40%, dalam realisasinya Pertamina bisa mencapai angka 60,6%.

"Pertamina sebagai Energy Company yang memiliki lini bisnis dari hulu sampai ke hilir sangat membutuhkan pengadaan produk untuk menunjang keandalan operasinya. Sebagai contoh, kebutuhan terhadap pengadaan pipa dan aksesoris yaitu berupa Casing, Tubing, Line Pipe serta aksesoris untuk setiap tahun di beberapa Subholding Pertamina sangatlah besar. Adapun kebutuhan terhadap pipa yang terbesar terdapat di Subholding Upstream & Subholding C&T," bebernya.

Namun ia juga menguraikan sejumlah kendala terkait TKDN. Mulai dari masalah keterbatasan jumlah produk yang ditawarkan, ketidaksesuaian waktu delivery dengan timeline project, perbedaan spesifikasi produk dengan kebutuhan project, hingga barang yang ditawarkan belum memiliki sertifikat TKDN. "Karena itu dibutuhkan bantuan regulasi dari Pemerintah. Seperti, regulasi consequenses kepada manufakturer yang tidak memiliki sertifikat TKDN, regulasi terkait kerja sama bisnis, serta regulasi terkait Lisensi," kata Zahrizal.

Para narasumber dalam acara Migas Indonesia Forum yang diselenggarakan oleh OG Indonesia dan KMI.
Keberpihakan perusahaan migas nasional terhadap industri penunjang lokal memang sangat dibutuhkan agar tercipta multiplier effect di dalam negeri. Ozy M. Muhidin, Local Content Specialist, pun mengungkapkan bahwa hal tersebut lazim terjadi di banyak negara. Ozy mengungkapkan dirinya pernah menawarkan daftar APDN (Apresiasi Produk Dalam Negeri) kepada 4.500 perusahaan yang ada di Jababeka, di mana banyak juga perusahaan dari luar negeri seperti Jepang dan Korea. 

"Ternyata perusahaan Jepang itu punya buku perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia, itu sepuluh tahun yang lalu sudah buat mereka," kata Ozy. "Jadi perusahaan Jepang itu punya network-nya perusahaan Jepang, sudah ada bukunya. Jadi mereka akan pilih Jepang lagi," tambahnya. Ozy mengingatkan, perusahaan-perusahaan Indonesia juga harus menerapkan hal tersebut agar memberi dampak positif bagi ekonomi dalam negeri dan supaya uang dari dalam negeri tidak lari ke luar negeri.

Acara Migas Indonesia Forum bertajuk "Peranan TKDN dan Peta Kekuatan Industri Lokal dalam Persaingan Pengadaan Barang Jasa Sektor Energi" yang dimoderatori oleh Chairman KMI S. Herry Putranto dan diikuti lebih dari 40 peserta berlangsung menarik dan dinamis walaupun sebagai besar peserta sedang menjalankan ibadah puasa. 

Turut pula hadir Ardian Fandika dari Pertamina Hulu Indonesia yang pernah mendapatkan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo. Ardian berbagi pengalamannya atas inovasi teknologinya terkait TKDN yang berhasil melakukan optimalisasi produktivitas di industri migas nasional sekaligus mendorong kemajuan industri dalam negeri. Kegiatan Migas Indonesia Forum diakhiri dengan buka puasa bersama serta ramah tamah di penghujung acara. RH

TKDN Migas Berperan Penting dalam Meningkatkan Multiplier Effect Ekonomi TKDN Migas Berperan Penting dalam Meningkatkan Multiplier Effect Ekonomi Reviewed by Ridwan Harahap on Rabu, April 12, 2023 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.