Pemerintah Sebut Target 1 Juta Barel Minyak Baik-baik Saja, Ini Strateginya


Jakarta, OG Indonesia -- Pemerintah mengungkapkan target produksi minyak 1 juta barel pada tahun 2030 saat ini masih berjalan baik kendati dunia termasuk Indonesia sedang dilanda wabah virus korona jenis baru COVID-19 dan harga minyak juga sedang rendah-rendahnya.

"Kabar dari program 1 juta barel saya rasa baik-baik saja, karena tahun 2030 itu masih lama. Dan semoga wabah COVID-19 ini segera berakhir sehingga program 1 juta barel dapat berjalan dengan lancar," kata Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto, dalam diskusi virtual "Apa Kabar Target Produksi Minyak 1 Juta Barrel/Hari di 2030?" di kanal YouTube Energy Academy Indonesia, Selasa (5/5/2020) lalu.

Dijelaskan Djoko Siswanto untuk mencapai target 1 juta barel 2030 ada strategi terkait kebijakan fiskal agar iklim investasi migas kondusif. Seperti untuk lapangan yang memakai PSC Cost Recovery, kata Djoko kalau harga minyak rendah maka akan ada insentif terkait split. "Kalau harga minyak sudah rendah otomatis tidak ada split yang bisa dibagi. Tinggal FTP, FTP ini juga akan dimohonkan insentifnya ke Pemerintah oleh badan usaha. Atau besaran tax itu sendiri yang dimintakan dikurangi atau dihilangkan," papar Djoko.

Sementara untuk lapangan yang pakai PSC Gross Split, Djoko menerangkan dalam situasi harga minyak rendah sebenarnya sudah ada Progressive Split yang bisa membuat badan usaha mendapat tambahan split. "Di samping itu badan usaha juga bisa menggunakan diskresi kepada Menteri (ESDM) untuk meminta tambahan split," ucapnya.

Strategi berikutnya terkait komersial hulu migas. Djoko menegaskan bahwa untuk strategi ini perlu kerjasama dengan perusahaan KKKS di mana semua KKKS harus mau melakukan cut cost dan efisiensi di segala bidang. Dengan demikian maka ongkos produksi menjadi rendah dan tidak mudah terpengaruh rendahnya harga minyak.

Dan yang terakhir adalah strategi teknik hulu migas. Djoko membagi tiga, yaitu untuk lapangan yang sudah berproduksi, lapangan yang sudah ditemukan tapi belum berproduksi, dan lapangan baru.

"Untuk lapangan yang sudah berproduksi tetap dilakukan infill drilling, work over, well services. Untuk secondary recovery dapat tambahan split 6 persen apabila dia menggunakan PSC Gross Split. Kemudian kalau dia pakai EOR ada tambahan split 10 persen. Kemudian kita mengaktifkan lapangan-lapangan/sumur tua dan menggunakan sistem IT untuk mengurangi zero loses," bebernya.

Sementara untuk lapangan yang sudah ditemukan tapi belum berproduksi, Djoko mengatakan harus segera diajukan POD-nya. "Atau mengajukan POP (Put On Production/rencana mempercepat produksi), atau POD yang sudah di-approve harus segera dilakukan pekerjaannya, dimintakan lagi insentifnya," tambah Djoko.

Dan terakhir untuk lapangan baru, dikatakan Djoko, maka perlu dilakukan eksplorasi yang masif. "Pemerintah sudah menyediakan dana US$ 2,5 miliar dari program perpanjangan lapangan yang berakhir kontraknya melalui PSC Gross Split," pungkasnya. (RH/Migas Indonesia)

Pemerintah Sebut Target 1 Juta Barel Minyak Baik-baik Saja, Ini Strateginya Pemerintah Sebut Target 1 Juta Barel Minyak Baik-baik Saja, Ini Strateginya Reviewed by OG Indonesia on Jumat, Mei 08, 2020 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.